Hari ini instastory instagram dihiasi dengan postingan para juri Gerakan Literasi Nasional 2025. Setelah menebak-nebak siapakah juri GLN 2025 ini, akhirnya saya tahu juga.
Wow.. ternyata dari 6 juri GLN 2025, semua sudah saya tahu dan berteman di media sosial. Bahkan 2 orang sudah pernah bertemu di Jakarta.
Nah, coba teman-teman perhatikan foto di bawah ini, siapakah para juri GLN 2025? Pasti banyak yang sudah pada kenal. Suhu semua ini di dunia penulisan cerita anak.
![]() |
Foto : IG Barbaraenii |
Tapi sebenarnya, saya sudah bisa menebak sejak awal sosok yang menjadi juri. Soalnya postingannya mengarah-garah ke naskah GLN. Siapakah dia ?
Yess.. dia adakah kang Benny Rhamdani. Sosok yang sudah saya baca ceritanya dari majalah Bobo sampai Anita Cemerlang. Dari
postingan beliau, saya juga jadi sadar diri dan belajar. Wah, iya. Cerita saya
tidak begitu, harusnya begini, dan begono. Tapi ya, sudahlah. Yang lalu biarlah berlalu hahaha
2025 saya kembali Menulis Cerita Anak
Spesial tahun 2025 ini, saya memang bersemangat lagi menulis cerita anak. Beberapa tahun ini saya memang fokus ngeblog. Tapi tetap ya sesekali menulis cerita anak juga.
Nah, makanya tahun ini saya pun mulai ikut lomba menulis cerita anak. Diawali saya ikut audisi penulis cerita Banten, dan Alhamdulillah lolos. Dan ini salah satu rezeki saya juga. Soalnya persyaratannya KTP Jakarta bisa ikut. Ini karena wilayah kerja kantor Bahasa Provinsi Banten masuk wilayah Jakarta juga.
Lalu saya lanjut ikut audisi naskah Litara. Alhamdulillah lolos. Pastinya senang sekali. Apalagi ini baru pertama kali Litara membuka Audisi penulis cowok. Tapi yang paling penting, saya mendapatkan kesempatan untuk lebih belajar lagi menulis cerita anak.
Selanjutnya saya ikut sayembara bacaan anak Lampung. Ini karena terbuka untuk peserta seluruh Indonesia. Baru saja pengumuman tanggal 4 Agustus 2025. Hasilnya... saya tidak lolos hahaha. Tidak apa-apa. Tetap semangat. Yang penting sudah ikut mengirimkan naskah dan itu sudah suatu keberhasilan bagi saya.
Setelah itu, saya pun ikut mengirimkan naskah ke Gerakan Literasi nasional atau GLN 2025. Saya ambil jenjang B3 karena napas bercerita saya belum bisa panjang. Padahal kata teman, saingan di B3 jauh lebih banyak dari jenjang C, tapi tidak apa namanya ada rezeki naskah. Kalau sudah waktunya, pasti akan terpilih.
Bulan lalu juga saya ikut meramaikan lomba mendongeng Bobo. Saya juga ikut audisi nulis bareng buku fabel yang diadakan Forsenbooks dan masih menunggu siapa peserta terpilih dari hampir 100 peserta yang ikut.
Semua saya ikuti dengan senang hati untuk mengembalikan semangat
menulis cerita anak.
Proses Menulis GLN
Karena saya agak lama tidak menulis cerita anak, jadi saat mulai lagi Memnag sedikit tersendat. Ibarat motor yang lama
tidak dipakai, pati harus dipanaskan dulu. Begitu juga saya. Untuk ikut berbagai
lomba, saya harus banyak banyak membaca buku certa anak dulu, terutama jenjang
B3 yang saya ikuti. Dan Alhamdulilah sekarang dimudahkan ada buku-buku contoh.
Setelah membaca, lanjut mencari ide yang sesuai tema, lalu
riset. Dan itu beberapa kali mengubah cerita juga. Misalnya saya dapat ide bagus, tapi kayaknya
agak rawan diterapkan di cerita anak. Akhirnya saya ganti
Dan untuk GLN 2025 ini saya merasa sudah maksimal dengan
kapasitas yang saya punya saat menulis naskah. Walau.. saat sudah terkirim ko
merasa... wah harusnya gini, oh iya ya janga begitu. Coba gini gitu. Dan itu sih jal
wajar. Tapi perlu diingat ya, tidak ada naskah yang sempurna. Yang penting target
saya ikut sebuah lomba sudah tercapai. Masah menang atu terpilih, itu urusan
rezeki naskah saja.
Mempersiapkan hati sebelum pengumuman menang
Dalam sebuah lomba, menang kalah, terpilih atau tidak, itu hal
bisa. Dan itu saya rasakan sejak mulai mengirimkan naskah cerita ke majalah Bobo
dan lainnya. Misalnya kalau Kompas anak minggu itu, pasti ada balasan naskah pengembalian
naskah. Dan saya bersyukur karena dari situ saya belajar. Kecewa pasti hal
manusiawi. Tapi sebentar saja, lalu kembali semangat menulis.
Berikut cara saya mempersiapkan hati menjelang pengumuman GLN 2025
Senang atau sedih?
Saat mengikuti audisi atau lomba atau seleksi saat pengumuman hasil itu hanya dua yang akan dirasakan. Kalau tidak senang karena terpilih atau sedih karena tidak terpilih. Hal ini biasa dan rasa senang dan sedih akan saling berdampingan.
Nah,saya terpilih, pastinya harus bersyukur. Itu berarti kembali pada rezeki naskah dan hasil ini adalah buah dari kerja keras. Pastinya akan jadi penyemangat. Termasuk untuk menyelesaikan tahapan berikutnya.
Kalau tak terpilih, makanya sedihlah. Ini hal wajar. Tapi sebentar saja. Setelah itu kembali move on. Di balik naskah tak terpilih pasti banyak pelajaran. Kenapa? Apa yang kurang apa yang harus dibenahi.
Terus Semangat Menulis & Motivasi Diri
Saat belum berhasil dalam sebuah lomba atau audisi menulis, maka terus semangat. Karena ini bukan gagal ya. Hanya belum berhasil saja. Jadi masih banyak kesempatan di lain waktu untuk terus berproses menulis cerita anak lebih baik lagi.
Agar terus semangat menulis, bangun terus motivasi. Kalau saya sederhana saja tapi menyenangkan. Misalnya saya ikut GLN biar bisa bertemu langsung teman-teman penulis. Kalau lokakarya bisa bobok di hotel hehehe.
Lainnya saya selalu menganggap bila belum berhasil, berarti belum rezeki. Mungkin. Ada hal lain. Misalnya belum lolos di Lampung karena kalau Bimtek agak jauh ke sana. Apalagi ibu saya masih belum fit dan tidak bisa ditinggal lama.
Jadi hal-hal kecil bisa langsung menghilangkan kecewa kita saya belum berhasil dan akhirnya semangat lagi menulis dan semangat lagi ikut lomba atau audisi menulis.
Pokoknya tenang.. Insya Allah kesempatan masih terbuka lebar. Tahun ini tidak lolos, masih ada tahun depan. Dan kalau saya percaya, setiap penulis kesempatannya sama. Hanya masalah waktu saja. Jadi terus semangat menulis ..
0 Response to "Mempersiapkan Hati Sebelum Pengumuman GLN 2025"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung ke Rumah Kurcaci Pos. Tidak diperkenankan menggunakan konten di blog ini, tanpa seizin Kurcaci Pos. Terima kasih.