} Saat Memberitahu Hal Baik pada Anak - Rumah Kurcaci Pos

Saat Memberitahu Hal Baik pada Anak



Hafid, seorang anak laki-laki. Usianya 6 tahun dan sekolah TK. Pagi itu, dia sedang asyik menikmati camilannya, Bolu cokelat dalam bungkus kemasan. Kelihatannya enak sekali. tahu-tahu, camilan di tangan Hafid sudah habis, dan tinggal bungkusnya. 

Terlihat  ibunya yang sedang menatap layar ponsel. Perempuan berusia 26 tahun itu, sedang fokus membaca artikel soal investasi emas di Blog gaya hidup di depan pintu. Ia melirik anaknya, lalu mengingatkan sebelum masuk ke dalam rumah, sampah bungkusan bolu cokelat dibuang di tempat sampah. Iya, jawab Hafid. Tapi setelah ibumu tak terlihat, eh.. sampah bungkus camilan dibuang ke jalanan.

Sore harinya sehabis mandi, Hafid ke warung dekat rumah buat jajan susu botolan. Segernya ya, habis mandi minum susu botol rasa cokelat. Kali ini ayahya  tampak sedang mengutak-atik motor. Ayahnya mengingatkan Hafid, sampah botol susunya dibuang di tempat sampah. Nanti masuk got, bisa mampet dan banjir.  Dan lagi-lagi Hafidmenjawab ya. Ehm.. nasihat yang keren, tidak hanya mengajarkan anak soal kebersihan, tapi juga menjaga lingkungan sekitar plus dampaknya.

Tapi eh, setelah ayahnya kembali sibuk mengutak-atik motor, Hafid lalu membuang botol susu sudah kosong  pluung.. botol dilempar ke jalan. Terdengar suara ayahnya. Hafiiiid...


Anak perlu diberi contoh

Sebenarnya, kedua orang tua Hafid, baik ibu atau ayahnya  sudah mengajarkan hal yang baik kepada anaknya. Tapi… tidak bisa hanya sekadar ucapan. Tapi juga disertai tindakan.

Anak-anak memang perlu sosok figur yang memberi contoh. Dan salah utamanya dari otang tuanya. Misalnya soal membuang sampah pada tempatnya tadi. Anak tidak hanya diberitahu ini itu. Tapi langsung juga diajarkan prakteknya. Bagaimana sampah itu langsung dibuang ke tempatnya. Bukan malah dilempar ke sembarang tempat.

Jangan lupa jelaskan juga alasan. Misalnya sederhana saja. Camilan manis itu kalau dibuang ke jalan akan mendatangkan semut dan lalat. Bisa jadi, akan menghadirkan aroma tak sedap. Kalau pas main dekat situ, bisa saja digigit semut.

Jadi nantinya saat anak makan sesuatu yang ada sampahnya, sudah tertanam bahwa sampahnya dibuang ke tempat sampah, agar tidak menimbulkan hal yang bisa merugikan diri sendiri.

Nah soal mencontoh ini, memang tidak bisa sekali. Ini karena tiap anak berbeda-beda. Ada yang cepat tanggap, ada yang tidak. Tapi patokannya, ala bisa karena biasa.



Jadi alangkahbagusnaa saat Hafid tidak melakukan apa yang diminta, orang tua segera mengambil tindakan. Tidak perlu menegur apalagi memarahi, tapi memberi contoh mengambil sampah Hafid lalu membuang ke tong sampah. Selanjutnya menyuruh Hafid membuang sampah ditempatnya dengan terus diawasi sampai yang disuruh dikerjakan dengan benar.

Jangan lupa memberi anak pujian saat anak Sudah selesai melakukan hal baik. Tidak hanya membuat hatinya senang, tapi jadi motivasi untuk terus melakuka hal baik itu. Temasuk sata megajari anaktentang mengolah uang jajaan. Orang tua bisa belajar dari Blog Tentang Keuangan.

Jaidi penting sekali reson dari orang tua. Anak-anak dapat berkembang dengan belajar dari sesuatu yang sebelumnya yang dilakukan kurnag pas.

Hal Baik Berdampak Baik

Kalau Hafid Sudah terbiasa diajarkan sesuatu dan mengerjakan dengan baik, maka hal baik ini akan dtularkan ke teman lainnya. Hafid pun mengembangkan karakter yang positif. Jadi saat ada teman lain yang buang sampah sembarangan,  Hafid bisa memberitahu temannya itu. Misalnya, kata ayah ibuku buang sampah di tempatnya.



Tidak hanya itu, bila terbiasa melakukan hal baik, maka akan bisa diterapkan di mana saja.Misalnya soal buang sampah di tepatnya, ini tidak hanya diterapkan di rumah, tapi juga di sekolah, di jalan dan lain-lain. Akhir bagus bagi Hafid yang terbawa sampai dewasa.

Nah itulah cerita saat memberitagu hal baik pada anak. Jadi tidak hanya disampaikan lewat mulut saja, tapi disertai tindaka dan contoh juga. Hal baik tersebut akan ceoat diserap dan dipraktikkan oleh anak langsung.


Subscribe to receive free email updates:

14 Responses to "Saat Memberitahu Hal Baik pada Anak"

  1. Betuuuul. Anakku juga aku ajarin melalui contoh mas. Apalagi ttg sampah yaaa. Kalo ga nemuin tempat sampah, berarti mereka harus bawa atau kantongi dulu sampahnya. Nanti begitu ketemu tong sampah baru buang.

    Salah satu alasan kenapa aku sering ajak anak2 traveling, juga utk mengajari mereka bagaimana anak2 di negara maju terbiasa buang sampah yg bener, antri yg bener... Krn memang sedari kecil udah dibiasakan. Aku mau anak2ku juga begitu

    ReplyDelete
  2. Bener banget, memberi tahu hal baik pada anak mesti di sertai contoh nyata. Lalu memberikan pengertian jelas dan masuk akal. Serta mengawasi dan memastikan anak beneran melakukan hal baik yang diingatkan sama orangtua.

    Peranan orangtua memang sangat vital sekali dalam hal menanam kebaikan pada anak. Apalagi terkait membuang sampah pada tempatnya, perlu ditanamkan sejak dini sehingga anak akan terbiasa membuang sampah pada tempat yang seharusnya bahkan bisa memilih atau mengompos.

    ReplyDelete
  3. Hhhmm bener juga sie..karena biasanya anak juga belajar dari mencontoh tindakan orang tuanya...alangkah baiknya jika perintah tersebut juga diikuti dengan tindakan dan juga diberikan alasan2nya..sepertinya akan lebih tertatanam di jiwa anak...noted pakk semoga lain kali tidak asal menyuruh namun juga diberi pengertian agar lebih memahami suatu tindakan :)

    ReplyDelete
  4. Mendidik anak itu memang butuh strategi dan menjadi teladan adalah cara terbaik dan tercepat anak untuk mengerti serta mau melakukannya.

    Aku setuju dengan pak Bamb bilang kalau alangkah baiknya orang tua Hafid mengambil sampah yang dan membuangnya ketika anak tidak melakukannya.
    Tetapi ada perlunya juga orang tua tidak langsung melakukan, tetapi memfollow up kembali atau bertanya apakah apa yang diminta sudah dilakukan.

    Memberi intruksi, memfollow up juga sebuah pelajaran buat anak itu sendiri. Kelak bisa jadi bekal dia untuk berhubungan dengan orang lain.

    Setuju banget kalau menanam hal baik akan berdampak baik, karena tidak mungkin menanam jagung berbuah apel kan?

    ReplyDelete
  5. Anak memang gak perlu dinasehatin yang gimana2 tetapi biasanya mencontoh langsung dari ortunya. Kalau dianya agak lambat mencontoh, maka ortu pro aktif mengarahkan ya. Kyknya salah satu konsekuensi jadi ortu kudu ngatur tindakannya dan ucapannya ya.

    Iyes biasanya anak juga bisa mempengaruhi sirkelnya juga buat berbuat yang serupa. Apalagi kalau si anak influence-nya bagus dia antara segeng tongkrongannya hehe :D

    ReplyDelete
  6. Kalau ada anak kecil memang sebaiknya orangtuanya atau orang dewasa yang ada di dekatnya, langsung memberi contoh yang baik-baik. Bukannya jadi kayak jaim sih ya, tetapi dalam membentuk pribadi si kecil memang perlu melakukan hal yang demikian

    ReplyDelete
  7. Betul sih. Anak tidak bisa hanya sekedar diberi instruksi atau kata-kata. Harus ada contoh nyata. Dan cara kita memberi instruksi juga sangat penting. Di usia-usia awal, instruksi harus fokus ke anak. Tidak boleh disambi mengerjakan hal lain. Kalau perlu sambil ditatap mata si anak, lalu tetap dipantau sampai mereka melakukan apa yang kita inginkan.

    ReplyDelete
  8. Iyaa, hehe... tidak cukup hanya ucapan atau perintah, anak butuh contoh yang konkret, konsisten, dan terus menerus dilakukan. Agak sedih memang ketika menyadari diri ini banyak kekurangan yang nggak bisa jadi contoh ke anak...huhu, semoga bisa terus memperbaiki yaa.

    ReplyDelete
  9. Anak tuh peniru ulung juga. Apapun yang kita lakukan akan mudah dicopy dan paste sama mereka.

    Makanya, kita perlu memberikan contoh yang baik pada mereka.

    ReplyDelete
  10. Children see, children do .

    Idiom ini yg harus selalu ortu pegang.
    Wajib jadi role model untuk anak
    karena klo ortu malah OMDO alias omong doang, bakal ilang rispek ya

    ReplyDelete
  11. Sepakat, anak ibarat spons akan menyerap apa saja yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu butuh contoh nyata dari orang dewasa dan konsisten dilakukan. Bisa karena terbiasa, terbiasa karena dibiasakan

    ReplyDelete
  12. setuju banget kalo hal baik akan berdampak baik, entah itu ke anak sendiri ataupun ke orang lain.
    Dan anak-anak memang perlu diberi contoh tindakan juga ya, kadang kalau sekedar ucapan nggak akan di dengarkan juga
    dan memberitahunya pun kalau bisa udah dibiasakan sejak dini, kalau masih kecil dibiarin terus, pas udah gede biasanya susah diomongi

    ReplyDelete
  13. Anak-anak adalah peniru ulung ya mas
    Untuk bisa membuat anak melakukan hal-hal baik, langkah pertama adalah diajarkan melalui contoh

    ReplyDelete
  14. Bener banget ya istilah anak itu penurunan ulang..

    Soalnya semua kebiasaan anak saya bisa dilihat plak ketiplek orang tuanya..
    Semoga kami dilindungi dari menularkan yang kurang baik

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung ke Rumah Kurcaci Pos. Tidak diperkenankan menggunakan konten di blog ini, tanpa seizin Kurcaci Pos. Terima kasih.