} Anak Tak Suka Dibandingkan - Rumah Kurcaci Pos

Anak Tak Suka Dibandingkan

 





Kamu kok ga kayak kakak.. kakak yang pintar?

Pasti ada yang sudah pernah melihat iklan layanan masyarakat ini di televisi kan. Tampak seorang anak laki-laki berusia sekitar 10 tahun dengan wajah sedih berpakaian seragam merah putih. Ya. Dia sedih karena dibanding-bandingkan dengan kakaknya. Dan ternyata hal ini termasuk kekerasan verbal bagi anak juga.

Dibandingkan Memang Tidak Enak

Setiap anak tidak suka dbanding-bandingkan. Mau dibandingkan dengan kakak, adik, sepupu, atau teman. Kalau dirinya dibandingkan lebih baik dari anak lain, tidak masalah.  Tapi kalau dibandingin di bawah anak lain, itu sangat menyedihkan.

Semua bisa berawal dari orang dewasa yang suka membandingkan anak satu dengan  anak lainnya. Bahkan ada juga yang sekadar becanda. Namun lama-lama,  anak dengan sendirinya akan membandingkan dirinya dengan anak. Dan ini kurang baik bagi perkembangan diri  anak.

Apa saja yang dibandingkan

Membandingkan anak atau anak membandingkan dirinya dengan teman lain itu banyak faktor. Walau semua faktor akan berakibat tidak baik. Faktor-faktor itu diantaranya :



Faktor fisik

Faktor fisik adalah faktor utama yang membuat anak dibanding-bandingkan. Karena ini sangat jelas terlihat di depan mata. Si anak yang berkulit gelap, akan tampak jelas saat bermain atau bersama anak yang lebih putih darinya. Anak bertubuh kecil dan tidak tinggi, akan lebih terlihat jelas dengan temannya yang lenih tinggi. 

Faktor wajah juga sering dibanding-bandingkan. Dan ini selalu mudah saja terlontar dari mulut orang dewasa. Misalnya. Eh, kok kamu ga cakep kayak kakakmu ya? Padahal ibu dan ayahnya sama. Akhirnya muncul guyonan, jangan-jangan dia anak adopsi atau lainnya.

Faktor kemampuan

Setiap anak punya kemampuan atau kelebihan. Pastinya juga setiap anan memiliki kekurangan masing-masing. Tapi, ada saja orang dewasa yang tidak paham-paham soal ini. Selalu saja berkomentar, dan menganggap setiap anak kemampuannya harus sama. Bahkan parahnya, justru ada tua yang membandingkan anak-anaknya. 

Contohnya kayak iklan layanan masyarakat di atas. “kok kamu tidak sepintar kakakmu? Kok kamu tidak bisa mempunyai prestasi olahraga sepert adikmu?

Lagipula kalau anak juga dipaksakan sesuatu yang tidak sesuai minat dan kemampuannya, maka hasilnya tidak akan maksimal. Pastinya anak akan tertekan, karena melakukan sesuatu bukan karena keinginannya, tapi keinginan atau obsesi orang tua.

Faktor sikon

Setiap anak pastinya ingin terlahir di keluarga yang berkecukupan. Namun tidak ada anak yang bisa memilih, kan. Dan secara psikologis ini memang mempengaruhi anak dalam menjalani kehidupan keseharian maupun dalam pergaulan.

Seorang anak saat melihat temennya memakai tas baru sedangkan tas sekolahnya sudah sobek dn belum bisa membeli, pasti akan membandingkan dirinya dengan anak lain. Saat teman lain bisa jajan ini itu, sedangkan si anak tidak membawa uang jajan, pasti anak akan akan berkomentar, kok aku tidak seperti teman lain  ya? Kok orang tua saya tidak kaya, ya?

Hanya pada orang tua anak mengadu

Sejatinya saat anak mengalami masalah, maka tempat mengadunya hanya pada orang tua atau orang terdekatnya. Misalnya nenek. Dan pastinya orang tua harus segera tanggap dan membantu anak.

 Berikut yang bisa dilakukan oleh orang tua saat anak merasa dibanding-bandingkan.

Menjadi pendengar yang baik

Hal pertama yang bisa dilakukan oleh orang tua saat akan mengadu karena merasa dibandingkan adalah menjadi pendengar yang baik. Biarkan anak bercerita dan mengeluarkan keluh kesah isi hatinya, agar merasa lega. 

Setelah itu barulah orang tua memberikan pengertian. Berikan pengarahan dengan lemah lembut yang cara ini termasuk lifestyle ibu millennial. Apalagi setiap orang pasti sudah lebih tahu apa saja kelebihan dan kekurangan anak. Jadi  fokus pada kelebihan bukan kekurangan anak.


Tumbuhkan rasa percaya diri

Saat anak membandingkan dirinya dan mengeluh kepada seorang tua, jelas akan ada dampaknya juga. Khususnya pada ibunya yang lebih banyak menghabiskan waktu keseharian dengan buah hati, ini akan mempengaruhi mental health mom juga. 



Jadi segera atasi masalah ini dengan semakin menumbuhkan rasa percaya diri anak. Ingatkan apa saja prestasi atau hal-hal baik yang sudah dilakukan anak degan kemampuan yang dimilikinya itu. Lalu ajak terus melakukan jal-hal atau aktivitas dengan kemampuannya itu.

Mengembangkan potensi anak

Pastinya orang tua sudah paham apa saja potensi anak. Jadi harus membantu mengembangkan agar mendapatkan hasil yang diharapkan. Bila anak sudah memiliki sesuatu yang dibanggakan, maka dia tidak akan membandingkan dirinya lagi dengan anak lain.

Bangga Berprestasi dengan kemampuan sendiri

Nah, itu dia yang bisa orang tua lakukan untuk membantu anak saat dibanding-bandingkan. Pastinya setiap anak tidak suka dibanding-bandingkan. Biarkan mereka berkembang dan berpestasi dengan kemampuannya sendiri.

Subscribe to receive free email updates:

18 Responses to "Anak Tak Suka Dibandingkan"

  1. Waini, saya juga pas kecil dibecandain begitu juga pak. Berhubung kulit saya gelap, dan badan saya tinggi menjulang (padahal kedua ortu pendek), alhasil saya sering dibencandain anak pungut, hahaha. Untungnya gak sy bawa baper ya, dibawa santuy dan hepi aja hehehe.

    Sekarang saya juga banyak nahan si kalo mau ngomong ke anak. Apalagi anak saya punya kecenderungan hiperaktif, yang susyaaaaah bener disuruh diemnya. Tapi alhamdulillah, disyukuri aja. Ndak pernah terbesit buat bandingin sama anak lain yang lebih kalem.

    ReplyDelete
  2. Jangankan anak, orang dewasa saja kadang dibandingkan kok, pak, hehehe. Yang pasti sebagai ortu jangan pernah membandingkan anak karena dampaknya bisa mempengaruhi hingga dewasa, anak bisa tidak percaya diri

    ReplyDelete
  3. Kita yang dewasa aja, adakalanya tidak suka dibanding-bandingkan dengan orang lain. Apalagi ini untuk anak-anak yang mentalnya masih belum terbentuk dengan kuat, sehingga perlunya menanamkan juga pada anak, agar tak ada membandingkan satu dengan yang lain

    ReplyDelete
  4. Semoga aku ga keceplosan membanding2 kan anakku mas. Krn kadang walau saat ini bilang ga akan, tp kuatir aja di saat marah bisa Krn emosi, jadi ngebandingin.

    Paham kok, membandingkan itu ga enak. Jangan kan anak2, orang dewasa aja ga suka dibanding2in. Kayak kita jadi gagal banget, mood pun langsung drop.

    Aku ga mau anakku ngerasa rendah diri nantinya, saking sering dicompare Ama temen atau saudara lain

    ReplyDelete
  5. Setuju mas. Tak seharusnya anak dibanding-bandingkan karena setiap individu punya keunikan sendiri². Jangankan anak, kita yg dewasa aja sebel kan klo dibandingin dgn orang lain.

    Semoga orang tua yg begitu bisa menyadari kekeliruannya dan lebih mendukung anak apapun kelebihan dan potensinya

    ReplyDelete
  6. Jangankan anak Om, aku aja yang sudah setua ini gak suka dibandingkan
    Apalagi kalau urusan merawat anak
    Bakalan mengamuk aku, haha
    Soalnya beda pola parenting yang kita tanamkan karena beda tipikal karakter anak juga

    ReplyDelete
  7. Jangankan anak² pa kalau dibanding bandingin sih ibu² kaya daya juga bakalan sebel deh hehe. Iyaa anak² kalau dibanding² kan begitu pasti kecewa dan jadi minder kasian...apapun kondisi anak pasti ada kelebihannya masing², kita orang tua gang harus mampu menggali potensinya masing²

    ReplyDelete
  8. Relate sekali tulisannya. Aku termasuk yang mengalaminya sendiri saat SD. Itu intens banget karena ibuku selalu push aku untuk bisa ranking 3 besar, biar kayak si ini dan si anu. Sampai aku nangis-nangis terus kalau belajar, tapi emang bener aja ranking sih. Cuma rasanya aku nggak bahagia juga. Hehehe.
    Itu bikin aku trauma dan nggak akan aku ulangi ke anakku kelak.😊

    ReplyDelete
  9. Kita yg udah bangkotan aja juga emoh dibanding2kan ye khaann, apalagi anak² 🤣✌️ pernah nih, anakku komen "Kok ibunya Faiz karirnya mantab benerrr, jadi dokter dan Direktur RS...kok Ibuku engga yaa?"

    wkwkwkqk, auto muntabb lah eikeh. etapii abis gt dia bilang, "Makanya Bu...aku juga ga suka kalo dibanding²in ama temenkuu..." 🥱😆

    ReplyDelete
  10. Semua point-nya bener Pak.. Kadang tuh kita sebagai orang tua kelepasan aja main banding-bandingke anak satu sama yang lainnya. Padahal ya tiap anak punya potensi yang bisa dikembangkan, kalau tahu arahnya. Nah kondisi ini juga tidak hanya dari orang tua, tapi guru sekolah pun bisa saja ikut membanding-bandingkan anak satu dengan yang lain tanpa sadar, dan biasanya sebagai jalan 'pintas' memotivasi anak. Dan kondisi ini pernah anak saya alami. :(

    ReplyDelete
  11. Membandingkan anak dengan anak lain memang sebaiknya tidak dilakukan dan kalau tanpa sengaja dilakukan oleh orang tua, tidak ada salahnya orang tua meminta maaf.

    ReplyDelete
  12. Jadi keinget masa kecil pernah dibandingin sama saudara, emang rasanya gak enak. Pas udah jadi ortu eehh suka kelepasan membandingkan juga. Yaaa buru2 minta maaf. Makanya nih akhirnya paham satu anak maunya apa, satu lagi maunya apa, kasi aktivitas sesuai kemauan jadi gak ada lagi tu banding2in.
    Kalau banding2in tu minimal yang dalam kebaikan kek misalnya abis sholat si X doa, kamu kok gak, si X dah bisa bangun pagi sendiri kok kamu gak, dll itu keknya masih aku tolerir. Tapi kalau bandingin prestasi big no siihh.

    ReplyDelete
  13. Setuju sekali kak Bams, karena memang setiap anak itu unik punya potensi yang gak bisa dibandingkan satu sama lainnya

    ReplyDelete
  14. Sikap inilah yang sekarang selalu saya minta ampunkan sama Allah dan minta maaf secara tak langsung sama anak-anak saya. Dahulu waktu anak-anak saya masih kecil, tanpa saya sadari pernah membanding-bandingkan si kakak dengan adiknya. Kakaknya yang cepat tangkap kalau belajar matematika dan si-adik rada-rada lambat. Duh, semoga anak-anak saya memaafkan mamanya yang kurang ilmu ini.

    Karena ternyata setelah mereka tumbuh besar dan dewasa, pencapaian mereka sama suksesnya kok, sama-sama sukses di bidangnya masing-masing.

    ReplyDelete
  15. Jangakan anak-anak, orang dewasa saja nggak suka dibanding-bandingkan
    Sebab setiap orang itu unik. Semua punya kelebihan dan kekurangan masing-masing
    Tapi kadang aku sebagai orang tua, sering g sengaja bandingin anak
    Duh, merasa bersalah deh

    ReplyDelete
  16. Nah iya, aku pun tak suka di banding-bandingkan apalagi anak-anak yes. Pastinya kalau sering dibanding-bandingkan bakalan bikin anak mudah insecure dan ngerasa serba nggak berani alias takutan juga. Nggak sehat buat mental anak.

    Nah, sebagai orang dewasa dan ortu pastinya mesti mengatasi kondisi anak yang terlanjur alami dibandingkan sama anak lainnya. Makasih lho artikelnya insightful sekali, buat para ortu, atau calon ortu pun cocok baca nih.

    ReplyDelete
  17. Soal anak ini rasanya hampir setiap hari saya hadapi Pak. Terutama saat ini sedang bergelut dengan silang rivalry yang membuat cukup lelah jiwa. Sabaaarr sabarr

    ReplyDelete
  18. Aku inget banget nih.. mas Bams.. di drama Jepang yang "Marry My Husband" .. karakter sahabat yang ternyata tega nusuk dari belakang dengan selingkuh ama suaminya dan ngebunuh si karakter utama yang cewe..
    Karena dulunya sring dibanding-bandingin secara gak sengaja ama lingkungannya.

    Padahal mereka sama-sama dari keluarga miskin, tapiii yang satunya.. meski miskin, tetep dapet limpahan dan perhatian dari sang Ayah.

    Jadi memang kesimpulannya.. karakter anak bisa tetap kuat kalau dari circle utama dan terdekatnya embrace her warmly.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung ke Rumah Kurcaci Pos. Tidak diperkenankan menggunakan konten di blog ini, tanpa seizin Kurcaci Pos. Terima kasih.