} Dampak Kerusuhan pada Anak - Rumah Kurcaci Pos

Dampak Kerusuhan pada Anak



Akhir bulan Agustus 2025, Indonesia Kembali bergejolak. Demo menuntut kebijakan terjadi, yang berdampak terjadi kerusuhan di beberpa tempat. Tentu saja kerusuhan ini dilakukan  oleh orang-orang tak bertanggug jawab. Mereka memanfaat melakukan hal tak baik di tengah situasi. Fasilitas umum pun banyak yang dirusak dsn dibakar. 

Kerusuhan jelas sangat berdampak. Tidak hanya fasilitas umum rusak dan mengakibatkan banyak kerugian. Masyarat juga terkena imbasnya.  Transportasi umum behenti beroperasi. Aktivitas Masyarakat jadi terganggu.

Kerusuhan pun sangat berdampak bagi anak-anak. Tidak hanya aktivitas mereka, tapi juga bisa diri dan mental juga. Walau sekarang keadaan mulai Kembali tenang, namun dampaknya sangat besar terhadap anak. Apa saja itu?


Rasa Cemas dan Takut

Pastinya kerusuhan ini bisa membuat anak merasa cemas dan takut. Apalagi kalau kerusuhan itu terjadi dicdekat tempat tinggalnya atau dekat sekolahnya . Bukan hanya itu, misalnya ayah ibu bekerja dengan tempat kerusuhan. Anak-anak pastinya tidak tenang. Termasuk saat terjadi kerusuhan, anak-anak sedang berada di jalan dan melihat langsung terjadi kerusuhan.



Rasa cemas dan takut akan membuat aktivitas anak terganggu. Anak tidak tenang melakukan apa-apa. Akhirnya malas bisa melanda diri anak. jadi hal ini harus segera diatasi dengan bantuan orang tua.


Tayangan tak Sesuai untuk Anak

Kerusuhan itu juga menjadikan banyak tontonan tak sesuai untuk anak-anak. Apalagi kehadiran media sosial, membuat segalanya bisa diakses dengan mudah. 



Kerusuhan terjadi diJakarta, tapi videonya bisa segera tersebar dari Sabang sampai Merauke. Anak-anak yang kebetulan memegang ponsel pun bisa mengakses. Yang tidak punya ponsel sendiri, bisa saja melihat dari ponsel temannya. Bahkan sembunyi-sembunyi melihat dari ponsel orang tua. Betapa kejadian kerusuhan terpampang nyata di depan mata.

Tentu saja ini berdampak tak baik bagi anak. Apalagi terpapar secara terus menerus. Suasana kerusuhan dan bagaimana orang-ornag yag tak bertanggungjawab yang melakukan kerusuhan, akan terekam jelas di benak anak-anak.


Terpancing Ikut kerusuhan

Ini yang paling ditakutkan bila anak-anak tidak hanya sekadar melihat langsung kerusuhan di depan mata, tapi juga ikut terlibat dalam kerusuhan. Terutama ikut melakukan pejarahan di suatu tempat. 

Mereka sebenarnya murni ikut-ikutan, terpancing karena suasana. Tapi jelas ini tidak bisa dibenarkan. Apalagi sampai membahayaan diri mereka sediri. Misalnya tempat itu dibakar. Anak-anak bisa terjebak dalam api yang pasti membahayakan diri bahkan merengut jiwa mereka.



Kalaupun tidak terjadi apa-aapapada diri mereka, anak-anak bisa terjaring petugas berwajib. Orang tua didatangkan. Anak pastinya hanya kana mennagis tersedu-sedu. Tapi, bila ada yang memvideokan dan viral, maka akan jadi masalah baru bagi anak. Mereka secara tidak langsung akan mendapat sangsi sosial lagi. Ini akan menambah beban moral mereka.

Sekolah Daring

Karena kejadian ini, banyak sekolah Kembali daring. Belajar lewat zoom. Dan sesuai pengalamn selama pandemi, belajar luring jauh lebih baik daripada daring. Interaksi langsung di kelas pastinya lebih baik. Belum lagi ada gangguan interntet, karena tidak semua siswa memasang wifi di rumah. 

Ini jelas ada tambahan keluar lagi uang untuk membeli kuota. Tidak semua anak mempunyai laptop atau komputer di rumah. Zoom menggunakan ponsel jelas tidak maksimal. Belum lagi kalau suasana sekitar rumah tidka mendukung.



Keberhasilan belaar daring  Ini juga tergantung pada anak. Soalnya ada anak yang lebih paham pelajaran bila dijelaskan langsung oleh guru di depan kelas. Anak-anak tidak akan fokus. Di kelas saja yang langsung diawasi gurudi depan kelas kadang mereka bersahut bersamaan apalagi yang daring. Terus beajar Bersama teman teman di kelas jauh lebuh menyenangkan.


Kegiatan sekolah tertunda

Karena belajar daring, akhirnya banyak kegiatan sekolah tertunda atau malah dibatalkan. Misalnya sudah direncanaan market day. Padahal ide market day sudah jauh-jauh hari. Bahkan bisa 1-2 bulan sebelumnya.


Begitu juga kegiatan yang sudah direncanakan jadi tertunda atau batal,pasti akan membuat anak-anak kecewa. bwgitujuga kwgiatan eskul. Pasti akan terhenti untuk sementara watu juga. Biasanya kalau sekali tertunda, maka bisa membuat anak-anak malas untuk mulai Kembali.


Akses ke sekolah Terhambat

Selama kerusuhan banyak sekali halte Transjakarta yang dibakar. Dari informasi yang ada, ada sekitar 22 halte tije dibakar dengan kerugian mencapai 80 milyar lebih. Ini akan menghambat akses anak-anak ke sekolah juga. Akhir bisa menghambat anak ke sekolah.



Kalaupun alternatif lain diantar oleh orang tua, ini akanmenganggu aktivitas orang tua juga. Yang awalnya orang tua bisa lansung ke tempat kerja, harus mengantar anak sekolah dulu. Kalau jalurnya searah. Kalau berlawanan, pastinya membutuhkan ekstra waktu dan tenaga juga.

Kalau ayah tidak sempat, maka akan menjadi tugas ibu untuk mengantar anak sekolah yang sekarang ini sudah jadi Keseharian Ibu Modern yang sudah bersinggungan dnagnurusan anak sekolah. Termausk korlas sekolah. Tapi pastinya aktivitas llaiya harus dikesampingkan juga termasuk urusan di rumah. kelar antar jemput anak baru diselesaikan.

Itulah berbagai hal yang berdampak bagi anak saat terjadi kerusuhan. Harapannya keadaan Kembali normal, dan aktivitas Kembali berjalan normal dan lancar Kembali. Aamin. Orang tua pun harus membantu menciptakan rasa aman dan nyaman juga bagi anak. Termasuk mendorong anak Kembali bersemangat beraktivitas Kembali. Aamin. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Dampak Kerusuhan pada Anak"

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ke Rumah Kurcaci Pos. Tidak diperkenankan menggunakan konten di blog ini, tanpa seizin Kurcaci Pos. Terima kasih.