Ikwan dan Himka sedang bermain. Kakak beradik berusia 5 tahun dan 3 tahun itu naik-naik di tembok Bu Lina, tetangga meraka. Tembok 80 sentimeter itu cukup membuat Himka kesulitan.
Desain Canva |
"Turun jangan manjat-manjat nanti kalian dimarahi orangnya!” Tiba-Tiba Bu Irna keluar dari rumah lalu berteriak kepada dua anaknya.
Ehm, sebenarnya sudah tepat Bu Irna langsung melarang kedua anaknya. Namun ternyata cara melarangnya kurang pas. Harusnya Bu Irna melarang anaknya tanpa merugikan orang lain.
Anak Memang Harus Dilarang
Sesuai pengertiannya melarang adalah tindakan menghentikan atau mencegah seseorang, terutama anak-anak dari melakukan sesuatu yang diinginkan atau berbahaya.
Anak memang harus dilarang saat mereka melakukan aktivitas, terutama saat bermain. Apalagi kalau saat bermain itu bisa mencelakai diri. Misalnya bermain korek, bermain benda tajam, termasuk manjat-manjat yang bisa menyebabkan sesuatu. Kalau tidak benjol, luka, atau malah patah tulang.
Foto : Bing Create Image |
Nah, tugas orang tua atau orang dewasa yang kebetulan dekat di situ yang harus segera melarang anak, sebelum hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Apalagi anak memang belum tahu apa yang dia lakukan berbahaya atau tidak. Menyenangkan atau menyakiti orang lain.
Berikut alasan kenapa orang tua harus melarang anak :
- Melindungi keselamatan. Menegah cedera atau keracunan
- Mengembangkan disiplin dan tanggung jawab mengajari anak untuk mematuhi aturan.
- Mencegah kebiasaan buruk menghindari kebiasaan yang merugikan
- Melindungi dari pengaruh buruk mencegah anak dari terpapar konten atau prilaku negatif
Jenis Larangan kepada Anak
Larangan-larangan kepada anak itu beragam. Jadi orang tua harus tanggap saat anak-anak beraktivitas harian :
Larangan Fisik
Dalam masa tumbuh kembangnya, anak-anak banyak melakukan atau mencoba aktivitas yang membahayakan dirinya. Misalnya bermain di jalan yang banyak lalu larang kendaraan.
Larangan Verbal
Anak-anak itu peniru ulung. Mereka dengan cepat meniru saat mendengarkan orang dewasa mengucapkan kata-kata kasar. Bahkan anak bisa meniru dari teman bermainnya juga.
Laragan implisit
Seiring era internet, apa saja mudah didapatkan. Termasuk konten-konten yang tidak sesuai untuk anak. Jadi orang tua memang harus segera melarang. Justru orang tua memberikan tontonan yang pendidikan karakter untuk anakyang banyak tersebar juga di dunia maya.
Termasuk Blog Mbak Okti Li yang sering saya kunjungi. Selain menambah pengetahuan, juga saya dapat ide untuk menulis cerita anak di Blog Rumah Kurcaci ini.
Melarang Anak Tanpa Merugikan Orang Lain
Melarang anak itu sudah jelas sangat wajib seperti yang diuraikan di atas. Dengan melarang anak, orang tua sebenarnya melindungi anak dari hal-hal yang membahayakan dan tidak bagus untuk anak.
Tapi jangan sampai orang melarang anak tapi merugikan orang lain. Seperti contoh Bu Irna yang melarang kedua anaknya manjat-manjat bukan dengan alasan mengingatkan keselamatan anak, tapi karena nanti dimarahi oleh pemilik rumah yaitu Bu Lina
Contoh lain saat anak lewat depan rumah orang bersama ibunya lalu si anak memertk bunga orang. Ibunya ibunya melarang, " Jangan petik kembang orang. Nanti diomelin orangnya.
Foto : Bing Create Image |
Akhirnya di benak anak-anak, mereka dilarang melakukan sesuatu bukan untuk keselamatan atau kebaikann mereka, tapi karena pemiliknya galak atau pelit. Akhirnya Ikwan dan Himka akan manjat-manjat tembok rumah orang lain.
Padahal harusnya dijelaskan, kalau memanjat tembok rumah orang itu nanti jatuh, bisa luka dan sakit. Akhirnya tidak bisa main lagi. Atau memetik bunga itu tidak oleh karena milik orang lain. Nanti bunganya jadi jelek.
Jadi sesuai pengamatan, masih banyak orang tua yang melarang anaknya, anak memikirkan kepentingan sendiri saja. Jadi kalau anaknya melakukan sesuatu yang kurang baik tapi masih berkaitan dengan orang lain, maka dia akan memberi alasan melarang anak karena orang lain.
Contoh lain ada orang tua yang langsung melarang anaknya saat berkata kasar padanya. Namun, saat anaknya berkata kasar atau mengejek temannya, masih banyak orang tua yang diam saja, menganggap sepele, dan tidak melarang anaknya.
Mereka menganggap ah namanya anak-anak. Akhirnya karena anak tidak dilarang dan merasa ada pembela, anak terus mengejek temannya. Padahal itu sudah termasuk pembullyan.
Jadi kesimpulannya melarang itu memang harus untuk melindungi anak dari hal-hal yang tak diinginkan. Tapi jangan sampai merugikan orang lain, ya. Biar anak-anak tahu, kalau mereka dilarang untuk kepentingan dan kebaikan mereka juga.
Kadang emg butuh kesabaran ya, anak merasa ketika dilarang itu karena gak sayang dia
ReplyDeletePaling kezel kalau ada anak-anak yang berperilaku mengganggu, sama ortu dibela, "namanya juga anak-anak". Helooo...anak harus dikasih tahu sejak kecil lah. Saya baru ngeuh tuh, maksud "merugikan orang lain" tuh ngelarangnya ada embel-embel, nanti dimarahin orangnya. Kayak kalau anak nakal, nanti dimarahin pak Dokter. Giliran harus ke dokter, nangis deh kejer...
ReplyDeleteBener banget loh Teh Okti, menasihati anak dalam rangka melarang mereka untuk melakukan sesuatu itu ada seninya. Thanks banget ya sudah berbagi.
ReplyDeleteSaya juga sering sedih denger para emak melarang anaknya:
ReplyDeleteSeperti jangan main jauh-jauh, entar ada guggug
Akhirnya anak-anak takut pada anjing yang sebetulnya baik hati dan suka menolong
Tapi tentunya saya gak bisa menegur mereka
Hanya berharap mereka mau membaca tulisan seperti ini agar anaknya gak jadi anak yang penakut pada orang dan binatang
Melarang anak-anak dengan alasan takut ini memang kurang tepat.
ReplyDeleteTapi bisa jadi mengajarkan sopan santun juga ya, mas Bams.
Bahwa tidak elok rasanya melihat anak-anak memanjat rumah orang. Kalau mau menghabiskan energi, orangtua bisa mengarahkan anak-anak untuk ikut olahraga tertentu.
memahami konteks melarang pada anak di awal periode usia emasnya ini bikin aku banyak belajar. Setelah menccari tahu secara mendalam, ternyata larangan ke anak yang diperbolehkan itu untuk hal-hal yang memang tidak boleh artinya, yang nantinya akan merugikan anak. Yang penting bukan melarang anak dengan menakut-nakuti yang dirasa efektif biar anak jera, tapi justru membuat anak tidak percaya diri ke depannya
ReplyDeletePelarangannya udah bener ya, tapi Redaksi kalimat selanjutnya yang perlu diperbaiki alias lebih ke arah proteksi untuk diri si anaknya, agar mereka juga bisa memahami kenapa dilarang
ReplyDeleteNah, ini masih banyak yg dilakukan para orang tua dlm melarang anaknya membawa suatu subjek yg bahkan bisa memberikan persepsi berbeda dlm benak sang anak. Padahal jika memberi larangan harusnya disampaikan secara bijak tanpa emosi negatif atau bermain fisik juga tidak menyudutkan subjek lain.
ReplyDeleteWaini mas, berapa kali dah aku gemeees sama orang tua yang abai banget sama anaknya. Masa iya sih nunggu anak nabrak, nyungsep atau kecebur dulu baru gerak?
ReplyDeleteMenurutku anak sulit diatur itu wajar. Yang ga wajar itu kalo anak sulit diatur, dan orang tuanya cuek aja.
Sekedar bertamu aja, aku selalu jaga anakku sih. Nyelonong dikit ke area lain selain ruang tamu, pasti aku tarik. Kalo nggak gitu, yang ada nantinya kebawa terus tuh sampe gede ga bisa mengatur batasan diri dan kesopanan.
Aku setuju dengan statement "namanya juga anak-anak" asaall dengan lanjutan "maka dari itu, harus diajarkan yang benernya kayak gimana", kalau perlu melarang, ya laranglah.
ReplyDeleteSetuju banget, melarang jangan sampai merugikan atau membawa-bawa orang lain. Kayak nakut2in jatuhnya, huhu. Sejak anak pertama, kalau pun melibatkan orang lain, aku fokuskan di perasaan orang tersebut.
Misalnya, jangan manjat2 ya, nanti kamu jatuh, udah gitu pagernya jadi kotor, nanti yang punya jadi sedih kalau pagernya kotor. Jadi selain gak pakai nakut2in, menurut aku jadi ngajarin empati juga ke anak.
Haaaa, iya benerrr, jadi seolah penjahatnya orang lain. Padahal maksud ortu misalnya dalam melarang anak memetik bunga milik tetangga, karena ya bunga itu milik orang lain. Kalau mau harus minta ijin dulu lah sama pemilik bunga. Tp ambil jalan pintas, jangan nanti diomelin si pemilik... Jd memang2 mesti bijak juga dalam memberikan nasehat.
ReplyDeleteNaah setuju... Melarang itu ga sekedar bilang ga boleh, tp juga menjelaskan kenapa kita melarang yaaa... Dan bukan juga dengan cara menakuti anak. Aku termasuk tipe yg masih mau melarang anak asalkan memang ada alasan utk melarang.
ReplyDeleteSoalnya ada lagi ibu2 yg anti dengan kata JANGAN mas. Katanya itu negatif, sebaiknya diganti dengan kata lain.
Duuuh keburu abis waktu kalo mikirin kata lain yg tidak mengandung kata jangan tp maksudnya juga sama aja, melarang pada intinya 🤣🤣
Adaaa loh yg begitu. Cth nya utk kasus di atas kayak, 'dik, kalo main di tembok kemungkinan adik bisa jatuh. Yuuuk main di rumah dengan ibu'
Baguus memang, tp aku butuh beberapa menit dulu mikirin rangkaian kalimatnya 😂. Ntah2 anaknya udh nyungsep duluan 🤣
Setuju kak, harus ada alasannya kenapa dilarang. Apalagi buat bocah jaman now, yang terbilang bakal kritis mempertanyakan alasannya
DeleteIni nih, salah satu kebiasaan orang tua di negeri ini selalu menggunakan tameng orang lain untuk menasihati anak, "nanti dimarahi si A" bahkan sodara saya ada yang begitu Pak, kalau nakal nantii aku kirim aja tinggal di rumah tante( saya). Sekarang mereka jadi takut dengan saya, takut saya ajak tinggal sama saya, huft.
ReplyDeleteMenasihati anak itu perlu banget. Di lingkungan RTku banyak orang tua yang memanjakan anaknya. Walhasil kadang mereka tidak sopan, suka naik-naik meja di rumah orang tapi orang tuanya membiarkan saja. Mau saya tegur tapi kok anak orang, kalau nggak ditegor kelakuannya kok membuat cemas, huft :(
pas baca ini langsung ngeh aku, ternyata aku masing sering denger orang tua yang melarang anaknya dengan alasan "nanti dimarahi sama orangnya atau yang punya", jadi kesannya anak boleh melakukan hal serupa tapi dirumah orang lain.
ReplyDeletememang pemilihan kata-kata larangan ini perlu banget ya, kalau bisa nggak menimbulkan ambigu gitu
perlu penjelasan juga sejak dini kalau merusak atau melakukan hal yang nggak sesuai norma, adalah bukan hal baik
anak-anak itu sebenernya nurut. meski dilarang seenggaknya butuh dijelasin alasannya kenapa. soalnya aku udlu gitu. sering dilarang ini itu tapi nggak dikasih tahu kenapa nggak bolehnya yang berujung malah malah penasaran wkwk
ReplyDeleteSetuju pake banget nih terkait melarang anak. Perlu banget anak dilarang apabila memang mendekati hal-hal yang bisa membahayakan diri serta orang sekitarnya. Tentu larangannya dengan cara yang tepat juga ya.
ReplyDeleteRasanya tak ada alasan apabila kalimat larangannya disertai penjelasan kenapa taknboleh gini/gitu karena bahayakan keselamatan atau hal-hal yang logis sehingga anak belajar berpikir kalau hal yang dilarang pasti ada bahaya menghadang. Terima kasih artikelnya sangat bermanfaat buat para ortu ataupun calon ortu ya.
Setuju sekali dengan tulisan ini.
ReplyDeleteMelarang itu sangat penting untuk kebaikan, asal diberi pengertian dan tepat.
Terlebih untuk kebaikan anak itu. Terima kasih sudah menulisnya ya. Semoga banyak orang tua membaca ini dan memahaminya.
belajar banyak dari blognya Mas Bambang ini, sepertinya saya sering sekali melihat kondisi ini di sekitar saya Mas atau bahkan saudara-saudara saya, melarang anak harus sekaligus dengan penjelsannya ya agar anak-anak tidak menangkap keliru sekaligus paham alasan kenapa orang tua melarang itu, agar mereka menjadi lebih diisiplin an tidak mengulanginya lagi ketika larangan itu membahayakan mereka sendiri
ReplyDeleteIya ya, tanpa sadar orangtua suka terbiasa menegur dengan cara itu, profesi polisi sama dokter tuh sering jadi kambing hitam, kalau nakal nanti ditangkap polisi atau kalau nangis nanti disuntik dokter lho hehe..bikin trauma..
ReplyDelete