Narcissistic Personality Disorder atau NPD bisa dialami oleh siapa saja, baik pria maupun perempuan. Dan ternyata, orang tua yang memiliki gangguan kepribadian berupa merasa diri sangat penting ini, maka besar kemungkinan anaknya juga akan NPD. Kok bisa, ya?
Jadi beberapa waktu lalu, saya mengikuti launching buku Kartika Soeminar Broken but Unbroken yang berkisah tentang kehidupannya selama 23 tahun hidup Dengan suami seorang NPD. Pastinya sangat menyiksa batinnya, ya. Selama 23 tahun, Kartika seakan terbelenggu dalam dunia yang diciptakan mantan suaminya.
dokpri |
Dan salah satu metode terbaik keluar dari belenggu ini dengan Sedona methode bagaimana program coching ini menggunakan teknik ikhlas yang akan menuntun diri untuk melepaskan semua bentuk keputusasaan, kesedihan, ketakutan, frustasi dan lainnya.
Nah, saat acara itu hadir juga Bu Probowatiek seorang Psikologi. Menurut Bu Probo, orang tua yang seorang NPD, maka anaknya bisa juga kelak menjadi NPD. Ini bukan karena faktor keturunan atau ginetik ya. Tapi Lebih disebabkan pola asuh yang salah orang tua terhadap anaknya.
Pola Asuh yang Salah = NPD
Ya rumus di atas memang benar. Seseorang NPD itu tumbuh dari masa kecil. Dan ternyata peran orang tua sangat berperan dalam pola asuh. Bagaimana cara orang tua memperlakukan, mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan anak. Pola asuh juga mencakup bagaimana orang tua melindungi anak dalam menapai kedewasaannya, serta membentuk prilaku anak sesuai dengan norma dan nilai yang baik.
Makanya sebelum terlambat sebagai orang tua, hindari melakukan hal-hal berlebihan kepada anak. Termasuk hal-hal berikut ini :
Terlalu Memanjakan Anak
NPD hadir salah satu faktornya karena orang tua terlalu memanjakan anak. Segala permintaan anak dipenuhi. Anak Dengan mudah dan cepat mendapatkan apa yang ia inginkan. Anak terlalu mendapat perhatian khusus.
Bing Image Create |
Hal ini lama-lama akan berbahaya juga. Nanti saat anak tidak mendapatkan keinginannya, ia akan kecewa, sering marah dan malah memaksa keinginannya kepada orang lain.
Jadi anak harus mulai dibiasakan bersabar untuk mendapatkan keinginanya. Tidak bisa segera. Harus ada butuh waktu dan usaha agar keinginannya tepenuhi. Kalau sudah saatnya, anak mulai diajarkan menabung untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.
Makanya diusahakan jangan sampai anak terbentuk ini sampai dewasa. Bila terlajur harus mulai ada pemulihan salah satunya dengan Law of Attraction (LoA atau Hukum Tarik Menarik). Konsep ini didasarkan pada kepercayaan bahwa alam semesta menciptakan dan menyediaan apa yang menjadi fokus pikiran seseorang.
Pujian Berlebihan kepada Anak
Memberi pujian kepada anak itu bagus dan perlu. Anak Jadi merasa dihargai setelah melakukan hal-hal yang bagus. Anak juga akan menjadi lebih bersemangat.
Bing Image Create |
Tapi memberi pujian kepada anak sewajarnya dan sesuai takaran saja. Jangan sampai orang tua terlalu memberi pujian berlebihan kepada anak. Apalagi kalau apa yang dilakukan tidak sesui dengan pujiannya. Anak-anak nantinya akan jadi haus pujian. Saat tidak mendapat pujian, anak akan merasa ada yang kurang. Akhirnya, ia malah akan memaksa orang lain untuk memujinya.
Anak Tidak Pernah Salah
Setiap orang pasti sering berbuat salah. Termasuk anak-anak. Hanya kadang orang tua memberi pemakluman pada anak-anak. Ah.. Namanya juga anak-anak. Misalnya anak bermain di dalam rumah dan menyenggol vas bunga. Orang tua memaklumi. Anak meledek teman lain, orang tua malah Jadi tameng. Anak tidak pernah disalahkan atau anak tidak pernah salah malah justru anak Jadi bumerang.
Bing Image Create |
Alih-alih sayang pada anak, malah anak nantinya Akan semaunya melakukan sesuatu tanpa takut terjadi sesuatu yang akan menyalahkan dia. Anak malah akan enteng saja saat menyakiti orang lain. Anak-anak nantinya akan kurang berempati terhadap orang lain.
padahal orang tua memahari anak saat berbuat salah, tidak masalah asal cara penyampaiannya tepat. nantinya anak-anak jadi tahu kesalahannya, dan tidak mengulangi lagi. Anak juga akan terbiasa minta maaf.
Peran Orang Tua Nomor 1
Dari pembahasan di atas, peran orang tua sangat penting, ya. Karena walau orang tua bukan seorang NPD, namun salah pola asuh, anak tetap berpotensi menjadi NPD. Apalagi kalau faktor lingkungan juga mendukung.
Anak itu ibaratnya seperti kertas putih. Jadi nanti akan digambari apa, tergantung orang yang akan menggambarinya. Sama dengan orang tua yang berperan dalam membentuk anaknya menjadi lebih baik.
Itu dia sharing singkat seputar NPD yang bisa berdampak pada anak juga. Semoga bermanfaat.
Pola asuh ini dampaknya luar biasa ya. Dampaknya tidak serta merta muncul saat ini tetapi nanti saat anak sudah dewasa.
ReplyDeleteKarena sudah membiasakan sejak kecil anak gak pernah salah, ketika dia senggolan dengan teman baik saat kecil maupun ketika dewasa, bisa jadi bom waktu ya Pak. Dan tanpa sadar, telah menanam juga benih² NPD
ReplyDeleteSetuju banget sih kang. Ini terjadi ke keponakanku. Dulu sih ibunya dikekang bgt kalo mau beli sesuatu. Eh baru skrg punya anak, apa yg dimau anak, lgsg dituruti. Dia balas dendam gitu lah ke ibunya dulu. Jgn sampai keinginan anak nggak bs terpenuhi gara2 larangan ibu/neneknya.
ReplyDeleteDampaknya ya anak jd kena NPD ini. Meski blm termasuk parah bgt sih. Tapi ya udh mulai ada tanda2nya tuh. Mknya skrg ya agak ditahan kalo anaknya lg pgn mainan/rekreasi ke tempat tertentu yg berbiaya agak mahal. Ntr takutnya gejala NPD-nya mkn tinggi.
pola asuh yang terlalu memanjakan bisa berdampak sebesar itu pada perkembangan kepribadian anak. Sebagai orang tua, kita perlu lebih bijak dalam memberikan kasih sayang agar anak tumbuh menjadi pribadi yang seimbang.
ReplyDeleteanak yang punya NPD biasanya tumbuh jadi pribadi arogan dan tidak mengakui kesalahannya. Jadi perlu bimbingan orang tua sejak dini untuk mengajarkan si anak untuk belajar tanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya
ReplyDeleteAlhamdulillah saya kebagian ikut pas acara KEB bersama Mbak Kartika ini, pak. Jadi ngeh tentang apa itu NPD dan bagaimana efek pengasuhan sejak kecil sangat mempengaruhi munculnya NPD ini pada seseorang.
ReplyDeletePengen punya anak percaya diri, tapi gak jadi berlebihan juga, sampai jadi NPD.
ReplyDeleteSerem yaa, mas Bams..
Semakin sadar kalau menjadi orangtua tidak mudah dan perlu ilmu serta mindfulness dalam parenting.
Artikelnya mas Bams menjawab pertanyaanku selama ini.
Kenapa seseorang bisa NPD?
memang ya respon dan prilaku orang tua itu bisa menentukan pribadi anak di masa depan. semoga Allah selalu membimbing kita untuk menjadi pribadi baik yang memang layak dicontoh untuk anak2nya.
ReplyDeleteNoted banget kak, karena kalau dipikirkan iya juga ya, pola asuh dari orangtua kepada anak menjadi faktor penting bagaimana nantinya si anak menjadi dewasa
Deletedulu molly punya ponakan. kalo dia jatuh, yg dipukul lantainya. konsep pendidikan kayak gini gak bagus krn jatuhnya nyalahin org
ReplyDeleteNPD saat ini menjadi tema krusial yang hangat diperbincangkan ya Pak. Banyak orang yang tidak menyadari kalau dalam dirinya ada benih NPD dan mgkin benar kata bapak, kalau tertanam sejak kecil dari pengasuhan orang tua
ReplyDeleteTrims tuk artikelnya. Jadi banyak dapat info terkait NPD ini. Serem ya kalo salah-salah dikit anak.
ReplyDeleteGangguan ini umumnya disebabkan oleh kombinasi faktor lingkungan dan genetik. Misalnya, pola asuh yang terlalu memanjakan atau terlalu menuntut di masa kecil, atau pengalaman yang memberi tekanan pada pencapaian pribadi di atas kebutuhan emosional.
ReplyDeleteNPD sering kali membuat hubungan pribadi atau profesional menjadi sulit, karena orang dengan gangguan ini cenderung sulit menerima kritik dan cenderung manipulatif dalam mencapai keinginannya.
Makanya kalau gak salah ada istilah toxic parenting atau racun kasih sayang gitu, deh. Maksud orangtua terkadang baik. Gak tega marahin anak dan semacamnya. Tapi, disadari atau enggak, malah jadinya berpotensi menjerumuskan anak. Karena anak jadi bisa memiliki karakter NPD
ReplyDeleteTernyata penderita NPD bisa menurun pada anak dengan pola asuhnya,ya. Secara langsung jadi mengajarkan anak bersikap seperti dirinya.
ReplyDeleteEh ternyata faktor pola asuh juga berperan dalam NPD ya? Duh jadi pengingat agar mampu mendidik anak lebih baik.
ReplyDeleteKirain NPD ini akibat kurangnya perhatian, atau bahkan meniru tingkah orangtua yang suka narsis, ternyata justru dari pola asuh berlebihan dengan memanjakannya juga bisa memicu ya. Alhamdulillah kalau gitu, pola asuh didikan kami ke anak mudah-mudahan sesuai dengan standar yang baik supaya anak-anak tidak ada gejala NPD berlebihan begitu
ReplyDeleteSangat setuju bahwa pola asuh memiliki peran besar dalam pembentukan karakter anak. Artikel ini membuka mata saya tentang betapa pentingnya memberikan perhatian yang seimbang antara pujian dan kritik. Dengan begitu, anak bisa tumbuh menjadi individu yang percaya diri tanpa merasa lebih unggul dari orang lain.
ReplyDeleteDuh, jadi khawatir sendiri takut poka asuh membuat anak kena NPD. Harus banyak belajar nih soal pola asuh agar tidak salah langkah.
ReplyDeleteNoted. Memang mengasuh anak itu seni, harus dicari betul keseimbangannya, tidak pernah sama perlakuan ke setiap anak. Ada anak yang butuh dipuji, tapi ga boleh berlebihan juga ya.
ReplyDeletePola asuh ngaruh banget ke pembentukan karakter anak. Dan benar jika anak terlalu dimanjakan dan terlalu dielu2kan istimewa maka anak akan merasa dirinya demikian pula di mata orang lain maka muncullah npd ini ya mbak
ReplyDelete