} Jangan Bohong, dong! - Rumah Kurcaci Pos

Jangan Bohong, dong!

Saat pulang sekolah, lutut Irza luka dan seragam sekolahnya ada yang robek. Tentu saja mama kaget dan panik. Kata Irza, tadi dia terjatuh di perjalanan pulang. Ada baru besar yang menghalangi jalannya. Akhirnya sepeda Irza oleng, lalu dia terjatuh. Mama pun memaklumi Irza dan menasihati agar lain kali anaknya berhati-hati.



Namun ternyata, Irza tidak berkata jujur. Sebenarnya dia bukan jatuh dari sepeda, tapi terjatuh dari tembok pagar sekolah. Saat istirahat, Irza iseng naik ke atas tembok, biar teman-temannya memuji keberanian Irza. Saat akan turun, kaki kanan Irza tergelincir. Akhirnya dia jatuh dan seragam sekolah Irza tersangkut sesuatu. 

Ehm... Kok Irza berbohong, ya? 

Kenapa Anak Berbohong?

Dari kamus Besar Bahasa Indonesia, bohong itu artinya tidak sesuai dengan hal atau keadaan yang sebenarnya. Jadi kalau berbohong berarti orang yang melakukan sesuatu atau berucap yang tidak sebenarnya. 



Lalu apa sebabnya anak berbohong, ya? Yuk, cek di bawah ini :

Menutupi Kesalahan

Seperti yang dilakukan oleh Irza, dia berbohong untuk menutup kesalahannya. Tujuannya agar tidak dimarahi oleh mama. Apalagi kalau mama sebelumnya sudah berpesan, agar tidak melakukan hal-hal yang membahayakan diri sendiri. Padahal kalau Irza jatuh dan kepalanya terbentur sesuatu, malah akan sangat merugikan diri dan keluarganya.

Awalnya anak berbohong karena menutupi kesalahan kecil. Misalnya tadi tidak sengaja menyenggol gelas sampai airnya tumpah. Biar tidak dimarahi, tinggal bilang saja, kalau gelas itu disenggol si Pussy, kucing peliharaan di rumah. Maka tidak dimarahi dan tidak perlu membersihkan lantai. 

Namun dar sering berbohong menutupi hal kecil, maka lama-lama jadi terbiasa berbohong. Nantinya tidak baik, karena akan mulai berbohong untuk menutupi hal-hal besar.

Malas Melakukan Sesuatu

Anak-anak berbohong biasanya karena menghindar untuk melakukan sesuatu. Termasuk sedang malas mengerjakan perintah orang tua atau diminta tolong oleh saudara. Memang wajar kalau anak-anak mengalami rasa malas. Tapi tidak perlu berbohong, kan? Lebih baik jujur saja.

Misalnya, setiap minggu di rumah ada tugas membersihkan rumah. Nah, minggu ini giliran Mira yang menyapu halaman. Tapi kali ini Mira malas. Makanya ia berbohong dan mengatakan sedang sakit perut agar tidak usah melaksanakan tugas. Bisa saja sih, anak terbebas dari tugas. Tapi nantinya bisa sakit perut beneran. Kalau sudah begitu, akan rugi sendiri, lho!

Untuk Memenuhi Keinginan

Terkadang anak berbohong untuk memenuhi keinginan atau agar keinginannya tercapai. Misalnya jatah tiap anak makan kue 1 potong. Tapi Karena masih mau, bilangnya belum makan.

Khayalan yang Berlebihan

Semua orang pasti pernah berkhayal. Termasuk anak-anak. Berimajinasi luas itu sebenarnya bagus. Apalagi kalau ditulis dalam cerita anak. Tapi jangan berkhaya lalu berbohong.

Misalnya Mira bercerita pad Lira, kalau dia baru saja berlibur ke Bali. Eh Lira pun tidak mau kalah, dan bercerita keseruannya libur di Danau Toba. Padahal Lira sama sekali belum pernag liburan ke salah satu wisata terkenal di Sumatera utara itu.

Kompakan

Anak-anak itu sangat solider. Baik terhadap teman atau saudara. Jadi kadang mereka berbohong biar kompak mendukung. Misalnya Kakak yang tidak sengaja mematahkan sapu ibu, dan adik tahu. Tapi karena kompakan, adik bilang tidak tahu. Padahal kan, jangan boleh asal kompak.

Mengikuti Orang Tua

Anak-anak berbohong bisa jadi karena mengikuti orang tua yang sering berbohong juga. Padahal maksud orang tua sebenarnya tidak seperti itu, tapi anak yang menganggapnya berbeda. Misalnya ayah sudah berjanji hari minggu akana mengajak main sepeda ke taman. Eh, ternyata mendadak ayah ada pekerjaan. Jadi anak menganggap ayah ingkar janji.

Lain harinya ibu berjanji akan mengantar membeli peralatan sekolah. Namun ternyata ibu mendadak kurang enak badan, akhirnya acara ke toko buku batal. Anak pu  mengaggap kalau ibu berbohong.

Bahayanya kalau Anak suka Berbohong

Berbohong merupakan perbuatan yang tidak terpuji. Selain tidak baik untuk anak-anak, nanti sanagat bahaya kalau anak suka berbohong. Apalagi anak-anak dalam masa tumbuh kembang.

Sering berbohong membuat anak tidak hanya menutupi kesalahannya, tapi juga melalaikan tanggung jawabnya. Padahal segala sesuatu yang dilakukan anak, harus ada konsekuensinya juga. Misalnya tadi, berbohong karena malas membersihkan tumpahan air dari gelas yang disenggol.

Kalau sering berbohong, maka tidak akan dipercaya lagi. Termasuk pada teman-teman sekitarnya. Akhirnya saat anak berkata jujur, oramg lain sudah tidak percaya lagi.

Saat Anak Berbohong

Saat anak berbohong orang tua Harus segera meluruskan. Bila tahu anak yang melakukan suatu perbuatan, maka jelaskan agar segera mengakui perbuatannya. Harus berani bertanggung jawab.



Tekan juga sedikit pada anak, berbohon itu tidak enak. Hati akan gelisah karena terus dihantui rasa bersalah. Lebih baik berkata jujur saja.

Biar anak-anak jera berbohong yang merugikan dirinya sendiri, sebaiknya anak diberi hukuman. Tapi pastinya hukuman yang sesuai usia dan mendidik juga. Misalnya tadi bohong karena malas mengerjakan tugas mingguan di rumah, maka besok ada tugas tambahan membuang sampah selama seminggu.

Bohong Demi Kebaikan

Apa ada bohong demi kebaikan? Ternyata ada. Jadi bisa juga berbohong untuk tujuan kebaikan. Misalnya anak lagi di jalan dan bertemu orang asing. Saat ditanyamacam-macam, jawab saja yang bukan sebenarnya, untuk tujuan keselamatan.

Nah, itu dia seputar ulasan kenapa anak suka berbohong. Intinya berbohong perbuatan tidak baik, tapi bisa juga berbohong untuk tujuan kebaikan. Semoga tulisannya bermanfaat.

Bambang Irwanto

Subscribe to receive free email updates:

10 Responses to "Jangan Bohong, dong!"

  1. hal sepele seperti berbohong kecil yang dilakukan sama anak-anak bisa menjadi kebiasaan dan aku setuju. Kadang mereka memang melakukan kebohongan untuk menutupi kesalahan dan biar nggak dimarahi
    Adik aku aja pernah begini :D
    yang ditakutkan pastinya kalau hal ini jadi kebiasaan sampe dia gede

    ReplyDelete
  2. Wah iya, kebiasaan orangtua di rumah yang suka berbohong bakalan di copas deh sama si anak. Jadinya perilaku kenapa si anak bisa nganeh² kudu ditelaah dari rumah dan lingkungan juga ya Pak Bams

    ReplyDelete
  3. Itulah mengapa kita sebagai orangtua sebaiknya tidak memberikan contoh berbohong. Dari yang kecil2 ntar jadi kebiasaan yaaa... Misal janji pada anak pun harus ditepati agar anak tidak berpikir, ih papa mama aja suka bohong, janji tidak ditepati. Duuuh... sedih ya klo gitu.

    ReplyDelete
  4. Cerita kayak gini enak banget utk dongeng sebelum tidur buat si kecil. Sekalian ngajak ngobrol anak biar keterikatan batinnya terjalin. Berbohong itu kadang kalo dibahasakan lgsg malah anak nggak mau ngaku. Tp kalo dikasih contoh2 kecil, malah lbh mengena di hatinya.

    Kita bs ngasih tahu berbohong yg baik spt apa, ya misal kyk org asing nggk dikenal dan minta macam2. Namun utk berbohong sndiri ya sbnrnya nggak baik sih. Di sini lah peran org tua utk mendidik anak dgn moral2 khusus spt ini.

    ReplyDelete
  5. Berarti aku selama ini terlalu jujur ya pak. Ketemu orang asing aku cerita kalau ditany kerja dimana, ngapain aja, dll. Haduh Ayahab gak sih itu?

    ReplyDelete
  6. Wah, anak peniru ulang ya mas. Makanya orang tua harus jadi teladan yang baik ya
    Jangan sampai orang tua suka berbohong, nanti bisa ditiru anak

    ReplyDelete
  7. Masalah berbohong ini agak berbahaya kalau dibiarkan lho. Nanti akan jadi kebiasaan dan bahkan sampai dewasa akan terus melakukannya. Better sejak dini perlu ditanam kan sih tentang kejujuran dan amanah ya

    ReplyDelete
  8. Mengenai poin brbohong demi kebaikan yang ketemu orang asing sangat perlu saya terapkan kepada anak saya, untuk menjaga diri.

    ReplyDelete
  9. Ternyata alasan berbohong bs karena khayalan berlebihan ya? Mungkin ini krn menutupi rasa malu kali atau krn ingin dipuji tmnnya kali ya. Jd dia berimajinasi yg membuat dia berbohong.

    ReplyDelete
  10. Oh, diperbolehkan juga bohong demi kebaikan yaa, mas Bams.
    Aku sejujurnya pernah mengalami kejadian seperti kisah Irza. Jadi, aku suka main panjat-panjatan pas SD. Kebetulan manjat tangga saat pulang sekolah. Bukannya pulang, aku sama temenku masih asik main dan kecelakaan pun terjadi.

    Karena sambil bercanda, aku gak perhatiin tuh temenku lompat dari tangga kesekian.. dan nahasnya, roknya nyangkut di ukiran tangga sehingga sempet tergantung sejenak dan baruu mendarat dengan wajah kejedut lantai.

    Huhuu.. sampai berdarah banyaaakkk banget.
    Aku panik dan alhamdulillah temenku segera dijemput kedua orangtuanya. Aku gak tau cerita versi dia ke guru dan orangtua, tapi ceritaku, aku jujur mengatakan kalau kami bermain, gak ada dorong-dorongan, jadi murni kecelakaan.

    Kalau diingat, jadi serem sendiri.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung ke Rumah Kurcaci Pos. Tidak diperkenankan menggunakan konten di blog ini, tanpa seizin Kurcaci Pos. Terima kasih.