Tobi senang sekali. Besok dia akan mulai bekerja di toko kelontong Tuan Andrew. Tugas pemuda berusia 19 tahun itu adalah membersihkan toko, mengantar barang, dan lainnya. Upah Tobi cukup besar. Bisa untuk biaya hidup selama sebulan bersama ibunya.
Desain Canva |
"Aku harus memberitahu Ibu. Dia pasti senang," ucap Tobi sambil melangkah riang menuju rumahnya.
Di perjalanan pulang, Tobi bertemu Sammy, tetangganya. Tobi melihat wajah Sammi sedih.
"Kamu kenapa, Sammi?' tanya Tobi.
"Itu Tobi. Besok aku sudah tak bekerja lagi di Tuan Thomas. Dia akan pindah ke kota lain. Aku bingung." cerita Sammi.
Tobi mengangguk mengerti. Sammi adalah tulang punggung keluarga. Ayahnya sudah tiada, dan adiknya ada 3 orang.
"Ehm.. Bagaimana kalau besok kamu ikut aku bekerja di Tuan Andrew. Dia pasti mau mempekerjakanmu,” usul Tobi.
"Wah, Terima kasih, Tobi,” ucap Sammi lalu memeluk Tobi.
Esok harinya, Tobi dan Sammi berangkat ke toko Tuan Andrew. Sampai di sana, Tobi segera menemui Tuan Andrew. Tobi menceritakan tentang Sammi.
"Sayangnya saya tidak membutuhkan pekerja baru lagi, Tobi. Jadi saya tidak bisa menerima Sammi,” kata Tuan Andrew.
Tobi mengangguk maklum. Tapi dia tetap ingin menolong Sammi. Apalagi beberapa kali Sammi pernah menolongnya, termasuk saat Tobi hampir tenggalam saat berenang di sungai.
"Tuan, bagaimana kalau Sammi tetap bekerja. Nanti upah saya dibagi 2 dengan Thomas saja,” usul Tobi.
Tuan Andrew terdiam sejenak. "Baiklah, kalau itu maumu. Mulailah kalian bekerja."
Tobi senang sekali. Dia bergegas keluar menemui Sammi. Di pintu keluar dia berpapasan dengan pekerjaan lainnya. Tobi memberi salam kepada mereka.
"Aku tak sengaja mendengar percakapanmu dengan Tuan Andrew. Kenapa kamu mau membagi upahmu? Pekerjaan ini kan bisa kamu kerjakan sendiri?" tanya Sammi.
Tobi tersenyum. Sebenarnya dia juga membutuhkan uang. Tapi Tobi iba pada Sammi. “Sudah, tidak apa-apa!” kata Tobi sambil menepuk bahu temannya itu.
Tobi pun mulai bekerja bersama Sammi. Setelah membersihkan gudang toko, mereka lalu mengantar barang ke beberapa pelanggan. Tidak sampai tengah hari, pekerjaan mereka sudah selesai. Tobi dan Sammi pun pulang bersama.
"Hei, kalian apa bisa membantuku?" Sebuah suara memanggil Tobi dan Sammi.
Tobi dan Sammi menoleh bersamaan. Ternyata tampak Tuan Liong pemilik toko telur melambaikan tangan. Tobi dan Sammi segera menghampiri.
"Ya, Tuan.. Ada yang bisa kami bantu?" tanya Sammi santun.
"Kalau kalian sudah punya waktu kosong, tolong bantu aku, ya!”
“Baik, Babah Liong!” jawab Tobi dan Sammi bersamaan.
Tobi dan Sammi bekerja dengan giat. Sesekali mereka saling bercanda. Tanpa terasa, pekerjaan mereka sudah selesai.
“Ini upah kalian, ya! Kalian bekerja sangat giat! Besok apa kalian mau membantuku lagi?” tanya Babah Liong sambil menyerahkan upah.
“Mau, Babah!” jawab Tobi dan Sammi serempak.
Tobi senang sekali. Kini dia percaya, berbagi rezeki, tak akan mengurangi rezeki, bahkan akan menambah rezekinya.
Bambang Irwanto
0 Response to "Tobi dan Sammi"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung ke Rumah Kurcaci Pos. Tidak diperkenankan menggunakan konten di blog ini, tanpa seizin Kurcaci Pos. Terima kasih.